Adminlib

Libretlemcen ialah situs yang mengupdate semua berita kategori sesuai informasi terkini disajikan kepada para pembaca.

Melihat Peluang Pasar Game Di Indonesia, Raffi Ahmad Dan Rudy Salim Segera Bisnis Wahana Bermain keluarga

Melihat Peluang Pasar Game Di Indonesia, Raffi Ahmad Dan Rudy Salim Segera Bisnis Wahana Bermain keluarga

Kali ini Raffi Ahmad akan semakin melebarkan sayap binisnya, Dia mendatangkan wahana bermain dari Singapura untuk hiburan buat para keluarga dengan game terlengkap pada tahun ini.

Dengan melakoni binis barunya ini, Sultan Andara tidaklah sendirian. Dia menggandeng rekanya selama ini yaitu Rudy Salim.

Maka Rudy Salim dan Raffi Ahmad juga sudah memberikan alasanya mengapa mereka tertarik untuk bisnis wahana bermain keluarga ini. wahana tersebut itu adalah Cow Play Cow Moo (CPCM).

Dimana wahana CPCM pernah mereka kunjungi di Singapura sudah adanya 11 cabang. jadi, mereka berdua melihat adanya peluang untuk dipasarkan Di Indonesia. sehingga, pada ujung tahun 2024 ini, CPCM akan segera dibuka cabang pertamanya di Serpong, Tangerang.

“Pengembangan cabang kedepanya kami juga ingin buka di daerah Pluit Village Mall Jakarta. hal ini karena kami yakin, dimana tak lepas dari melihat peluang pasar game di tanah air ini. taip tahun katanya selalu berkembang. semoga saja dengan inovasi terbaru ini menjadikan permainan arkade favorit buat para keluarga masyarakat di Indonesia,” ujar Rudy Salim.

Dilansir dari Liputan6.com, melalui pernyataan tertulis diterima oleh Showbiz pada Kamis 1/8/2024, Raffi Ahmad mengaku Dia menjabat sebagai Strategic dan Partner CPCM Indonesia, karena mengincar segmen keluarga.

“Menunjukan permainan arcade yang terbesar serta terlengkap, saya sangat optimis dengan peluang ini yang menjadi market family buat para keluarga di Indonesia,” ungkap Raffi Ahmad sambilan membeberkan bahwa ada lebih dari 200 ragam mesin permainan teknologi modern pada CPCM.

Diapun juga berkata bahwa bisnis yang terbarunya ini bukan hanya demi gaya-gayaan. Raffi Ahmad juga sangat berharap bisnisnya ini dapat berkembang sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru serta semakin menghidupkan perekonomian di Indonesia.

“Harapannya tidak hanya menarik perhatian para keluarga, bahkan wahana ini dapat dimainkan bersama oleh siapapun dan juga bisa meningkatkan ekonomi di Indonesia dengan incaran pasar keluarga,” kata Raffi Ahmad.

Disamping itu, Raffi Ahmad juga membocorkan, untuk cabang berikutnya nanti bisa mencakup luas 3.000 meter persegi dengan menyasar pada konsumen di wilayah Pluit, Muara Karang, serta Ancol, Kelapa Gading, Tanjung Duren, Kembangan, sampai di Kemayoran juga.

“Kami juga menginginkan untuk dapat menunjukan wahana permainan arcade ini dapat dipergunakan oleh berbagai kalangan manapun, baik itu pemain gim yang professional ataupun orang biasa. kami hanya bisa berusaha memberikan pengalaman bermain yang menyenangkan dengan teknologi terbaru ini,” tutup Raffi Ahmad. lanjutkan ke https://ichihirovn.com/ untuk mengikuti konten bisnis lainya.

Olimpiade Bukan Hanya Sekadar Hiburan Olahraga, Namun Bisnis Yang Bernuansa Politis

Olimpiade Bukan Hanya Sekadar Hiburan Olahraga, Namun Bisnis Yang Bernuansa Politis

Kabar dari Olimpiade Paris 2024 diketahui menyertakan hampir 10.500 para atlet berasal dari 200 negara di wilayah masing-masing. akan tetapi, ajang Olimpiade ini terlihat bukan hanya sekadar hiburan olahraga.

Melainkan Olimpiade terselenggara ini dianggap sebagai raksasa bisnis yang dapat meraup hasil di nilai miliaran dolar buat Komite Olimpiade Internasional (IOC).

Bahkan, Olimpiade ini juga berdampak pengaruhnya geopolitik yang terlihat pada perolehan medali berdasarkan klasemen. maka, ketika acara penyerahan medali emas kepada para atlet yang sudah berhasil memenangkanya, acara tersebut dihadiri para pemimpin dunia yang diiringi lagu kebangsaan.

Lebih lanjut, berdasarkan laporan untuk mengetahui bisnis Olimpiade ini, beginilah proses mengenai cara kerja penyelenggara IOC dan Olimpiade terselenggara.

Komite Olimpiade Internasional merupakan sebuah badan nirlaba nonpemerintah yang bermarkas kantor pusat di daerah Lausanne, Swiss.

Maka 91% pendapatan yang diperoleh dari ajang Olimpiade ini lewat penjualan hak siar 61% dan 30% didapatkan dari sponsor. sedangkan untuk siklus pendapatan dalam empat tahun terakhir di Olimpiade pada musim dingin dan musim panas sebelumnya, berakhir pada saat ajang Olimpiade di Tokyo pada tahun 2021 mencapai angka pendapatan sebesar USD7,6 miliar.

IOC pun memberitahukan bahwa pihak mereka mengembalikan 90% dari pendapatanya yang diberikan kepada para pemenang olahraga, walaupun tidak secara langsung diberikan kepada para atlet, namun bagimanapun negara perwakilan masing-masing pastinya akan memberikan tanda jasa sebagian kecilnya kepada sang atlet pemenang.

Disamping itu, terdengar kabar dari pihak IOC, mereka katanya membuka kantor pusat yang baru lagi di tahun 2019 dengan menghabiskan biaya sebesar 190 juta franc Swiss atau di nilai USD200 juta. oleh karena itu, mungkin saja IOC sedang merencanakan proses langkah pembaharuan.

Kembali lagi pada Pihak IOC juga membocorkan, bahwa sebenarnya untuk ajang Olimpiade yang diselenggarakan ini, negara tuan rumah akan menanggung sebagian besar. maka diketahui, biaya ketika di Olimpiade Tokyo menghabiskan dana sebesar USD13 miliar.

Sehingga dari biaya setengahnya itu ditanggung oleh lembaga-lembaga pemerintahan Jepang. namun, ketika sempat diaudit oleh perwakilan pemerintah Jepang. mereka menunjukkan bahwa biaya sebenarnya bisa menghabiskan dua kali lipat dari nilai yang diketahui. lanjut lagi di https://lapaktar.com/ untuk mengetahui informasi kategori berita olahraga lainya.